Wednesday, July 13, 2011

MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA


ARTIKEL I

Kasus Kecelakaan Kerja Pabrik Gula Diselidiki Polisi

Senin, 03 Agustus 2009 17:26
Kapanlagi.com - Kepolisian Resort Cilacap, Jawa Tengah, hingga kini masih menyelidiki kasus kecelakaan kerja di pabrik gula rafinasi PT Dharmapala Usaha Sukses (DUS) Cilacap yang menewaskan empat karyawan pada 29 Juli silam.

"Hingga kini, kami masih menyelidiki kasus tersebut," kata Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Guruh Ahmad Haryanto usai menghadiri upacara pembukaan Perkemahan Bhakti Saka Bhayangkara Daerah (Pertikada) Jawa Tengah di Lapangan Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, Senin.

Menurut dia, Polres Cilacap masih memeriksa sejumlah saksi terkait kasus kecelakaan kerja tersebut. Akan tetapi, dia tidak menyebutkan jumlah saksi yang telah menjalani pemeriksaan.
Disinggung mengenai kemungkinan sudah adanya tersangka dalam kasus kecelakaan kerja tersebut, dia mengatakan, polisi masih mempelajari kemungkinan adanya unsur kelalaian dalam kasus itu.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, sebanyak empat karyawan pabrik gula rafinasi PT Dharmapala Usaha Sukses Cilacap, tewas akibat kecelakaan kerja pada Rabu (29/7) silam.
Peristiwa tersebut bermula saat lima karyawan bagian "Cleaning Service", yakni Feri Kisbianto (25), Karsito (30), Puji Sutrino (27), Jumono (35), dan Adi Purwanto (27) sedang bertugas membersihkan sisa-sisa produksi pada "Turbin Seed R1" (pengolahan), sekitar pukul 10:30 WIB.

Saat pekerjaan itu belum selesai, tiba-tiba seorang karyawan bagian "Processing", menyalakan keran uap gula yang bersuhu sekitar 400 derajat Celcius ke arah turbin tersebut.
Akibatnya, lima karyawan yang masih membersihkan "Turbin Seed R1" langsung berteriak kesakitan.
Nasib mujur dialami Adi Purwanto karena berhasil diselamatkan, sedangkan empat karyawan lainnya meninggal di lokasi kejadian dalam kondisi badan melepuh. (kpl/cax)



 ARTIKEL II 
Rabu, 29 Juli 2009 16:28
Kapanlagi.com - Sebanyak empat karyawan pabrik gula rafinasi PT Dharmapala Usaha Sukses Cilacap, Jawa Tengah, tewas akibat kecelakaan kerja, Rabu (29/7).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut bermula saat lima karyawan bagian Cleaning Service, yakni Feri Kisbianto (25), Karsito (30), Puji Sutrino (27), Jumono (35), dan Adi Purwanto (27) sedang bertugas membersihkan sisa-sisa produksi pada "Turbin Seed R1" (pengolahan), sekitar pukul 10.30 WIB.
Saat pekerjaan itu belum selesai, tiba-tiba seorang karyawan bagian "Processing", Ridho menyalakan keran uap gula yang bersuhu sekitar 400 derajat Celcius ke arah turbin tersebut.
Akibatnya, lima karyawan yang masih membersihkan Turbin Seed R1 langsung berteriak kesakitan.
Nasib mujur dialami Adi Purwanto karena berhasil diselamatkan, sedangkan empat karyawan lainnya meninggal di lokasi kejadian dalam kondisi badan melepuh.
Seluruh korban meninggal berhasil dievakuasi sekitar pukul 12.00 WIB dan jenazah mereka segera dilarikan ke RSUD Cilacap.
Seorang saksi mata, Udin mengatakan, uap gula tersebut mengucur dari keran selama tiga menit.
"Empat korban langsung meninggal di tempat itu," katanya.
Menurut dia, karyawan bagian pemrosesan yang menyalakan keran tersebut sempat dikeroyok oleh karyawan lainnya karena dianggap seharusnya mengetahui jika ada karyawan yang sedang bertugas membersihkan turbin sejak lima hari lalu.
Namun hingga saat ini belum diketahui siapa yang memerintahkan untuk menyalakan keran uap gula tersebut.Kasus kecelakaan kerja ini masih diselidiki oleh Polres Cilacap. (kpl/meg)
Sumber: http://berita.kapanlagi.com/pernik/empat-pekerja-tewas-akibat-uap-gula.html


ANALISA

a.   IDENTIFIKASI HAZARD

Bahaya fisik pada kasus ini: karyawan terkena air panas pada proses peleburan gula sehingga  menyebabkan kematian (panasnya mencapai 400 derajad celcius) , temperatur yang tinggi menimbulkan panas pada ruangan, dan menyebabkan kulit terbakar

Kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik gula rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, pada Rabu 29 Juli 2009 merupakan kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian manusia dan organisasi. Kecelakaan tersebut disebabkan kesalahan operator yang menekan tombol keran uap panas tangki, sehingga menyebabkan uap panas masuk tangki padahal tangki tersebut sedang dilakukan pembersihan. Akibat yang ditimbukan adalah meninggalnya empat orang karyawan karena tersiram uap panas tersebut.

Faktor manusia dalam menjalankan instalasi berbahaya sangat penting, maka pada pabrik-pabrik yang dioperasikan baik secara otomatis maupun secara manual, kegagalan yang disebabkan oleh manusia dan pengaruhnya terhadap keselamatan harus diperiksa secara detail oleh para pengelola pabrik. Untuk mengurangi kesalahan manusia, para pengelola pabrik harus menyediakan pekerja yang teliti dan memberikan mereka latihan-latihan secara teratur, serta memberikan instruksi-instruksi pengoperasian yang jelas.

b.   ASSESMEN RISIKO

Untuk menjamin keselamatan instalasi berbahaya besar, suatu jadwal untuk memantau kondisi semua komponen-komponen dan sistem pengaman harus disoapkan oleh pengelola pabrik. Dalam jadwal pemantauan harus dimasukan tugas-tugas seperti :

  • Pemeriksaan terhadap kondisi yang berkaitan dengan keselamatan diruang pengendalian dan ditempat kerja
  • Memeriksa komponen pengaman instalasi
  •  Memantau sarana utilitas yang ada hubungannya dengan keselamatan (listrik, uap pemanas,tekanan angin, dan sebagainya).
  • Pemantauan korosi pada komponen-komponen yang rawan.

c.   Pengendalian risiko

Konsep keselamatan kerja secara keseluruhan disuatu instalasi berbahaya besar harus menyadari bahwa faktor manusia sanagt menentukan keamanan instalasi. Oleh karena itu, para pengelola pabrik harus memberikan pelatihan atau training yang tapat kepada pekerja-pekerja mengenai cara operasi instalasi berbahaya dengan aman. Pelatihan keselamatan kerja untuk para pekerja yang diberikan oleh pengelola pabrik harus menjadi suatu proses yang berkesinambungan. Pelajaran yang diberikan dalam pelatihan harus diulangi pada waktu-waktu tertentu dalam keadaan yang hampir sama dengan keadaan yang sebenarnya.

Para pengelola pabrik harus memberikan pengawasan yang cukup pada semua aktifitas yang dilakukan di instalasi berbahaya besar. Para pengawas harus mempunyai wewenang yang diperlukan, kompetensi dan latihan yang memadai untuk menjalankan peranannya.

KESIMPULAN

Pabrik gula merupakan salah satu pabrik yang mengandung resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja terjadi adalah kelalaian dari manusia itu sendiri. Sehingga diperlukan tindakan pencegahan seperti pelatihan secara berkala kepada para pekerja dan pemantauan serta pengawasan kepada pekerja oleh pengelola pabrik. Jika tidak dilakukan pemantauan dan pengawasan yang ketat dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti yang terjadi pada pabrik gula rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah.







0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons